D.MASIV BAND "Sabda Cinta"



tak ada manusia yang terlahir sempurna….
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi…
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat…
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi…
Syukuri apa yang ada…..
hidup adalah anugerah…...
tetap jalani hidup ini…
melakukan yang terbaik…
Tuhan pastikan menunjukkan…
Kebesaran dan kuasanya…
Pada hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa….

                                    *D.MASIV BAND*
            Aku sangatlah mengenal  lagu itu, lagu yang biasa aku nyanyikan di teras rumah bersama ibu juga bapak. Itu semua kami lakukan untuk menghilangkan penat, setelah seharian bekerja mencari nafakah. Aku sayang mereka, bagiku mereka adalah tumpuan kasih dan cintaku tak ada yang lain. Aku rela tersiksa sesakit apapun asalkan aku bisa membahagiakan mereka berdua, keinginan terbesarku adalah menghantarkan mereka ketanah suci, untuk menyempurnakan rukun islamnya, semoga saja cita-citaku ini akan tercapainya.
            Namaku ayu syarifah, dan biasa di panggil dengan ayu, aku terlahir dalam keluarga yang tak begitu miskin dan juga tak begitu kaya, bisa di panggil keluarga menengah, paaaling menengah. Bapak bekerja sebagai kuli pangkul, yang setiap harinya pergi kepasar untuk menawarkan jasanya, dan ibu juga membantu bapak untuk mencari nafakah, beliau berprofesi sebagai penjual roti kemasan. Itu semua mereka lakukan haya demi aku. Aku anak semata wayangnya, mereka tidak memiliki pendidikan tinggi pendidikan mereka harus terhenti di tingkatan yang paling bawah, lantaran biaya yang terputus, mungkin itu yang menjadikan beliau fokus untuk bekerja demi tetap menampung keberlanjutan pendidikanku. Namun aku sering kali tak mengerti terhadap kemauan mereka, sikap kekanak-kanakanku masih nampak mendominasi beberapa persen dalam diri. Kelabilan dan pubertas membuatku tak nyaman dengan segala yang harus di paksakan dan serba di atur, bahkan sampai pada suatu ketika dunia seakan murka terhadapku, lantaran aku telah membuat ibu sang penampung surgaku harus menagis. Namun setelah beberapa lama aku dapat mengerti jua apa yang mereka lakaukan adalah terbaik untukku. simpuh tundukku di depan kakinya yang penuh rahmat derai air mata mengucur dan mengalir di setiap ruas pipiku. Aku pasrah terhadap apapun yang akan mereka berikan terhadapku, karena ku tahu tak akan ada orang tua yang akan menyiksa anaknya sendiri.

            Seminggu berlalu, kejadian itu kini telah menjadi cerita, cerita yang telah berhasil membawaku kesini, ketempat yang jauh sekali, bahkan tak  pernah aku bayangkan sebelumnya aku bisa terseret arus hingga kesini. Aku tak kenal tempat ini, bagiku ini adalah penjara yang di dalamnya penuh dengan siksaan kerohanian, apakah aku akan bisa hidup di dalam dunia yang serba terkurung seperti ini, itu adalam mimpi yang sangat menyeramkan, 

Posting Komentar

0 Komentar